Aceh Peringati Lima Tahun Tsunami Jepang




BANDA ACEH - Sejumlah pemuda yang tergabung dalam Forum Persahabatan Indonesia-Jepang, Jumat (11/3) memperingati lima tahun bencana tsunami Jepang di Pelataran Museum Tsunami, Banda Aceh.

Kegiatan yang dihadiri oleh puluhan siswa dan mahasiswa itu, diawali dengan menyanyikan lagu Jepang yang bertemakan kebangkitan, kemudian para peserta melakukan hening cipta untuk korban tsunami yang terjadi pada 11 Maret 2011 tersebut. 

Kegiatan diakhiri dengan penglepasan miniatur perahu ke kolam museum tsunami, sebagai simbol kebangkitan setelah tsunami. Bahkan, sejumlah peserta memakai pakaian tradisional Jepang, Kimono.

Asisten Administrasi Umum Pemerintah Aceh, Syahrul Badruddin yang mewakili Gubernur Aceh mengatakan, kegiatan itu sebagai bentuk solidaritas dan dukungan untuk masyarakat Jepang, agar bangkit kembali setelah bencana tsunami. Apalagi Jepang negara yang memberi perhatian besar saat Aceh ditimpa bencana tsunami pada 2004.

“Aceh dan Jepang pernah merasakan penderitaan yang sama saat dilanda bencana tsunami, namun karena mendapat dukungan maka Aceh dan Jepang dapat bangkit kembali. Kegiatan harus dapat meningkatkan kewaspadaan dan pengetahuan bencana,” ujar Syahrul.

Konsulat Jenderal Jepang di Medan, Takayuki Kawai mengaku sangat terharu atas inisiatif dan kepedulian masyarakat Aceh yang memperingati lima tahun terjadi tsunami Jepang. Menurutnya bencana telah mempererat hubungan antara Aceh dan Jepang.

“Kerjasama tidak hanya dilakukan antara Pemerintah Jepang dan Pemerintah Aceh, namun juga antara Kota Banda Aceh dengan Kota Higashimatshima, Prefektur Miyagi, sebagai wilayah yang parah dilanda tsunami. Bahkan tahun ini pemerintah Jepang juga mengundang mahasiswa Unsyiah ke Jepang,” tandas Kawai.(mun)BANDA ACEH - Sejumlah pemuda yang tergabung dalam Forum Persahabatan Indonesia-Jepang, Jumat (11/3) memperingati lima tahun bencana tsunami Jepang di Pelataran Museum Tsunami, Banda Aceh.
Kegiatan yang dihadiri oleh puluhan siswa dan mahasiswa itu, diawali dengan menyanyikan lagu Jepang yang bertemakan kebangkitan, kemudian para peserta melakukan hening cipta untuk korban tsunami yang terjadi pada 11 Maret 2011 tersebut. 

Kegiatan diakhiri dengan penglepasan miniatur perahu ke kolam museum tsunami, sebagai simbol kebangkitan setelah tsunami. Bahkan, sejumlah peserta memakai pakaian tradisional Jepang, Kimono.

Asisten Administrasi Umum Pemerintah Aceh, Syahrul Badruddin yang mewakili Gubernur Aceh mengatakan, kegiatan itu sebagai bentuk solidaritas dan dukungan untuk masyarakat Jepang, agar bangkit kembali setelah bencana tsunami. Apalagi Jepang negara yang memberi perhatian besar saat Aceh ditimpa bencana tsunami pada 2004.

“Aceh dan Jepang pernah merasakan penderitaan yang sama saat dilanda bencana tsunami, namun karena mendapat dukungan maka Aceh dan Jepang dapat bangkit kembali. Kegiatan harus dapat meningkatkan kewaspadaan dan pengetahuan bencana,” ujar Syahrul.

Konsulat Jenderal Jepang di Medan, Takayuki Kawai mengaku sangat terharu atas inisiatif dan kepedulian masyarakat Aceh yang memperingati lima tahun terjadi tsunami Jepang. Menurutnya bencana telah mempererat hubungan antara Aceh dan Jepang.

“Kerjasama tidak hanya dilakukan antara Pemerintah Jepang dan Pemerintah Aceh, namun juga antara Kota Banda Aceh dengan Kota Higashimatshima, Prefektur Miyagi, sebagai wilayah yang parah dilanda tsunami. Bahkan tahun ini pemerintah Jepang juga mengundang mahasiswa Unsyiah ke Jepang,” tandas Kawai.(mun)

0 Response to "Aceh Peringati Lima Tahun Tsunami Jepang"

Post a Comment